Hadiri Harlah Al Khairah Banten, Presiden Ajak Masyarakat Jaga Persaudaraan

By Admin

nusakini.com--Presiden Joko Widodo mengajak semua elemen bangsa untuk terus menjaga persaudaraan. Menurutnya, di tengah kebesaran dan keragaman bangsa, persatuan yang terus terjaga harus disyukuri.  

Dituturkan Presiden, Indonesia adalah negara besar dengan suku bangsa, bahasa daerah, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Bahkan dalan satu provinsi atau antar wilayah, adat dan budayanya berbeda.  

“Bayangkan dengan perbedaan itu, kita tetap bersatu. Ini patut disyukuri,” kata Presiden pada sambutan Harlah ke 93 Yayasan Al Khairiyah dan Silaturahim Seribu Ulama Banten, di Citangkil, Jumat (11/05). 

Presiden berharap, persatuan ini terus dipertahankan. Apalagi di era medsos saat ini, beberapa pihak kadang menjadi lupa dengan ukhuwah insaniah atau ukhuwah basariah (persaudaraan sesama manusia) yang harus dijaga. Antar sesama saling cemooh, saling ejek, dan mengeluarkan ujaran kebencian. Ini yang menurut Presiden bisa membuat orang lupa akan persatuan. 

“Sebentar lagi pilkada. Marilah sadari bersama bahwa kita itu saudara sebangsa, setanah air. Beda silakan, ini demokrasi. Tapi jangan sampai retak atau tidak saling sapa antar tetangga, teman, kampung. Rugi besar, biaya besar,” tegas Presiden. 

Sebagai bangsa yang besar, lanjut Presiden, Indonesia dilihat negara lain sangat baik persatuannya. Bahkan, Indonesia menjadi contoh dan model. 

“Karena kesatuan inilah Presiden Afghanistan meminta Presiden Indonesia menjadi mediator, juru damai suku yang ada,” kata Presiden yang sudah melakukan pertemuan sebanyak 7 kali dalam upaya ikut mendamaikan konflik di Afghanistan. 

Dikatakan Preaiden, rakyat Afghanistan sangat berharap negaranya bisa damai seperti kondisi 40 tahun lalu. Selama ini, Afghanistan terus berkonflik, padahal di sana hanya ada 7 suku."Kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia,” kata Presiden. 

Ikut mendampingi Presiden, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, Gubernur Banten, Pangdam, dan Kapolda Banten. (p/ab)